Rabu, 05 Juli 2017

MAINTENANCE & ORGANISASI DEPARTEMEN PERAWATAN DALAM SUATU INDUSTRI

Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) 
Tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan mengendalikan biaya sehingga sistem harus dirancang dan dipelihara untuk mencapai standar mutu dan kinerja yang diharapkan. Pemeliharaan meliputi segala aktifitas yang terlibat dalam penjagaan peralatan sistem dalam aturan kerja (Dwiningsih, 2005, p3-4). Kebanyakan dari sistem engineering pasti dipelihara, diperbaiki jika terjadi kegagalan, dan suatu kegiatan dilakukan atas sistem tersebut agar sistem tersebut tetap dapat bekerja (Patrick, 2004, p401).
Menurut Assauri (2008, p134) maintenance merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu keadaaan operasional produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Perawatan berperan penting dalam kegiatan produksi dari suatu perusahaan yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, agar produk dapat diproduksi dan diterima konsumen tepat pada waktunya tanpa mengalami keterlambatan dan menjaga agar tidak terdapat sumber daya kerja yang menganggur karena kerusakan (failure) pada mesin sewaktu proses produksi sehingga dapat meminimalkan biaya kehilangan produksi atau jika dimungkinkan biaya tersebut dapat dihilangkan.
Dengan demikian, perawatan memiliki fungsi yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain dari suatu perusahaan. Dengan adanya perawatan diharapkan semua fasilitas dan mesin yang dimiliki oleh perusahaan dapat dioperasikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

JENIS JENIS PERAWATAN

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan  dimaksudkan  sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan. 
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Bentuk-bentuk Perawatan
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesinmesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan. 
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. 
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi. 
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya. 
6. Perawatan Darurat (Emergency  Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.  

Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak
komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki. 
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
1. Availability:
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siapuntuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime:
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance management:
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule:
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning:
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test:
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10. User:
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner:
Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor:
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi:
Running Hours Running Hours + Down Time
14. Trip:
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in:
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
16. Shut-down:
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
Strategi Perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

ORGANISASI DEPARTEMEN PERAWATAN DALAM SUATU INDUSTRI
Secara garis besar pengertian manajemen pemeliharaan yaitu pengorganisasian operasi pemeliharaan untuk memberikan performansi mengenai peralatan produksi dan fasilitas industri. Dasar pemikiran yang sehat dan logis adalah suatu persyaratan terbaik dalam mengorganisasikan pemeliharaan. Pengorganisasian ini mencakup penerapan dari metode manajemen dan memerlukan perhatian yang sistematis.
Hal ini merupakan pekerjaan yang harus dipertimbangkan secara sungguhsungguh dalam mengatur perlengkapan. Dimana perlengkapan itu merupakan peralatan, material, tenaga kerja, biaya, teknik atau tata cara yang diterapkan serta waktu pelaksanaannya. Dengan mengetahui tujuan dan sistem manajemen yang diterapkan, maka akan dapat mengatasi masalah, megambil tindakan serta mengerti dengan jelas permasalahan yang sedang dihadapi. 

Konsep Dasar Organisasi Departemen Perawatan
Beberapa konsep dasar organisasi perawatan adalah :
a.       Adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam kekuasaan.
b.      Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.
c.       Menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas.
d.      Susunan personil yang tepat dalam organisasi.
Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan
a. Perencanaan organisasi yang logis
Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :
•  Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin
•  Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar
•  Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis
•  Menekan ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin
•  Memisahkan fungsi administratuf dan penunjang teknik.
b. Fasilitas yang memadai:
• Kantor : lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.
• Bengkel : tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.
• Sarana komunikasi : telepon, pesuruh dll.
c. Supervisi yang efektif
Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :
• Fungsi dan tanggung jawab jelas
• Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
• Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan
• Cara untuk menilai hasil kerja
d. Sistem dan kontrol yang efektif :
• Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
• Kualitas hasil pekerjaan perawatan
• Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)
• Penampilan kerja tenaga perawatan
• Biaya perawatan.
Berikut diberikan sebuah bentuk struktur organisasi departemen perawatan di industri.

sumber : 
http://pengertian-menurut.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-pemeliharaan-maintenance.html
http://dzulfiqarkurniawan.blogspot.co.id/
http://sersan-mulyono.blogspot.co.id/2011/07/jenis-jenis-perawatan-mesin_07.html

Jumat, 12 Mei 2017

Soal dan Pembahasan Maintenance Costing

Kerjakanlah soal – soal maintenance costing berikut ini !!
1.      To Calculate the mean time to repair (MTTR ) ?
a.       Eight Subsytem : a, b, c, d, e, f, g, h form an electronic system.
b.      The constants failure rates of these subsystems are :
la = 0.002 , lb = 0.004 , lc = 0.006 , ld = 0.008 , le = 0.010 , lf = 0.012 , lg = 0.014 , lh = 0.016 failures per hour.
c.       The corresponding estimate corrective maintenance time are :
Ta = 2 hour, Tb =  3 hour, Tc = 4 hour, Td = 5 hour, Te = 6 hour, Tf = 7 hour, Tg = 8 hour, Th = 9 hour.

Jawaban :      

§  Diketahui
ada 8 sub system yang membentuk elektronik system dengan tingkat konstanta kegagalan sub system ini :
la = 0.002 , lb = 0.004 , lc = 0.006 , ld = 0.008 , le = 0.010 , lf = 0.012 , lg = 0.014 , lh = 0.016 failures per hour.
Dengan estimasi waktunya :

Ta = 2 hour, Tb =  3 hour, Tc = 4 hour, Td = 5 hour, Te = 6 hour, Tf = 7 hour, Tg = 8 hour, Th = 9 hour.
2.      Data historical of machine in industry :
a.       Hour ( 0 to 200) = up-time
b.      Hour ( 200 to 210 ) = down-time
c.       Hour ( 210 to 400 ) = up-time
d.      Hour ( 400 to 415) = down-time
e.       Hour ( 415 to 590 ) = up-time
f.       Hour ( 590 to 600 ) = down-time
g.      Hour (600 to 750 ) = up-time

To calculate of :
·  the mean time to between failure (MTBF ) and mean downtime (MDT) ?
·   the annual labor cost of corrective maintenance (CMal) ?
Whereas : SOH = 3500 hour, MTTR = 30 h, LCH = $ 40.
          Jawaban :
Diketahui :  
Data historical of machine in industry :
a.       Hour ( 0 to 200) = up-time
b.      Hour ( 200 to 210 ) = down-time
c.       Hour ( 210 to 400 ) = up-time
d.      Hour ( 400 to 415) = down-time
e.       Hour ( 415 to 590 ) = up-time
f.       Hour ( 590 to 600 ) = down-time
g.       Hour (600 to 750 ) = up-time
Ditanya :
a)      the mean time to between failure (MTBF ) and mean downtime (MDT) ?
b)      the annual labor cost of corrective maintenance (CMal) ?
Whereas : SOH = 3500 hour, MTTR = 30 h, LCH = $ 40.

Jawab : 
3.      Maintenance Cost-Related Data :
Description
Manufacture A system
Manufacture B system
Manufacture C System
Expected Life
15 years
15 years
15 years
Expected cost of  a corrective maintenance action
$2000
$2500
$3500
Annual failure rate
3 failures per year
3.5 failures per year
2.5 failures per year
Annual interest rate
4 %
4 %
4 %
Determine which of the three system will be less costly with present value of corrective maintenance ( Find the value of (PV)?
NB : Using the Formula II.

Jawaban :

4.      Assume that we have the following time estimates to accomplish an activity :
OT = 85 days
PT = 105 days
MT = 90 days
To Calculate the activity expected duration time  ( Ta )?

Jawaban : 

5.      Assume that in maintenance organization we have the following data :
TAH = 2500 hour
BR = 0.2
LR = $25
N  = 50
To Calculate the cost per employee (Cem)and The total labor cost ( TLC )?
          Jawaban :
§ Cem =  25 (1 + 0.2) 2500
                    
                    =   $75,000
      

  •   TLC =  $75,000 x 50

                     =    $3,750,000



Selasa, 15 November 2016

Perbandingan Kualitas Produk Bahan Bakar Diesel Pertamina (milik pemerintah) dengan Petronas (milik malaysia)

Di Indonesia, ada 4 merek SPBU yang mengeluarkan produk bahan bakar diesel. Merek nasional diwakili Pertamina sedangkan perusahaan luar negeri hadir melalui Shell, Total dan Petronas. Di antara keempat SPBU itu, hanya Pertamina yang menjajakan BBM diesel bersubsidi. Itu tidak masalah, karena kenyataannya banyak produsen mobil merekomendasi BBM non-subsidi  hal ini karena menyangkut kualitas solar. Pertanyaannya, tiap perusahaan menyebut produk mereka yang terbaik, tapi manakah yang benar-benar sesuai klaim tersebut?, kali ini saya hanya akan  membahas tentang pertamina (milik pemerintah) dan petronas (milik malaysia) berikut hasil  uji analisa pengetesannya:

  •  METODE PENGETESAN

Untuk analisis, kami menggunakan jasa laboratorium kalibrasi PT PETROLAB Services. Laboratorium ini sudah teruji kompetensinya karena telah mendapat Sertifikat ISO 17025:2005 yang dikeluarkan Lembaga Akreditasi Nasional (LAN) Indonesia.


Tak hanya kaidah pengetesan, laboratorium yang beralamat di Graha Mas Pemuda Blok AD 23, Kel. Jati, Pulo Gadung Jakarta Timur ini juga berlaku memiliki standar terukur pada alat pengetesan dan kecakapan personel dan beberapa sampel kami dapatkan dengan cara membeli langsung di SPBU masing-masing. Menggunakan metode random sampling, kami mengambil dari SPBU yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya.
SPBU yang kami kunjungi untuk mendapatkan sampel bahan bakar adalah:
  • Pertamina DEX: Pertamina SPBU COCO 31.12802, Jl. MT Haryono Kav. 18, Jakarta Selatan
  • Bio Solar: Pertamina SPBU 34-13420, Jl. Raya Kalimalang, Jakarta Timur
  • Petronas Diesel: Petronas Cibubur Service Station, Jl. Raya Alternatif Cibubur, Jawa Barat
Kami mengacu pada Surat Keputusan yang dikeluarkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor: 3675K/24/DJM/2006, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. SK yang menetapkan beberapa parameter, tapi ada 3 parameter yang kami jadikan acuan yakni cetane number, sulphur content, dan partikulat.


“Angka cetana berkaitan dengan kemampuan bahan bakar terhadap putaran mesin yang tinggi. Sulphur content untuk emisi dan kesehatan catalytic converter, sedangkan particulate untuk menilai tingkat kebersihan bahan bakar,” ujar Asbari. SSi, Manager Teknis PT PETROLAB Services.
Berpatokan pada SK tersebut pula, kami mendapatkan parameter bahan bakar diesel. Untuk angka cetana yaitu minimal 48. Sulphur content maksimal di 0,35%. Lalu partikulat maksimal 10 mg/l.

Khusus untuk angka cetana, umumnya ada deviasi (penyimpangan) plus-minus 1 dari klaim SPBU. “Deviasi tersebut masih dalam taraf wajar dan cukup sering terjadi pada BBM diesel yang dijual umum,” jelas Asbari.
Selain 3 parameter teknis di atas, parameter lain kami sertakan yakni harga. Karena harga fluktuatif, kami mencantumkan saat kami mengambil sampel.

1. PETRONAS DIESEL
Sample Petronas Diesel
  • PETRONAS DIESEL:

·        Rating: * * *
·        Harga: Rp 10.050/liter (17 Juni 2012 pukul 23:44 WIB)
·        Cetane number: 51,2
·        Sulphur content: 0,21 %
·        Particulate: 12 mg/l
SPBU asal negeri Jiran ini boleh berbangga dengan cetane number yang ditawarkan ke konsumen. Unggul di antara yang lain dan jauh melebihi standar minyak solar 48. Namun untuk kandungan sulphur, ia harus mengakui kekurangannya karena hanya setara dengan Pertamina Bio Solar yang berstatus BBM bersubsidi. Sedangkan particulate bisa dibilang biasa saja. Ia masuk dalam taraf rata-rata dibanding yang lain.

2. PERTAMINA BIO SOLAR
Sample Bio solar
  • PERTAMINA BIOSOLAR
·        Rating: * *
·        Harga: Rp 4.500/liter (18 Juni 2012 pukul 00:52 WIB)
·        Cetane number: 49,0
·        Sulphur Content: 0,21 %
·        Particulate: 24 mg/l
Secara mengejutkan Bio Solar memiliki angka cetana cukup baik meski hadir sebagai satu-satunya BBM diesel bersubsidi. Cetane number-nya bahkan mengalahkan Pertamina DEX yang merupakan unggulan produk BBM diesel Pertamina. Bersama Petronas Diesel, mereka merupakan produk dengan kandungan sulphur terbanyak. Artinya, kurang bersahabat bagi mobil dengan catalytic converter. Meski harganya paling murah, tapi ada kekurangan yang cukup mendasar yaitu figur particulate. Inilah yang ditakutkan mobil-mobil canggih dengan teknologi injektor bertekanan tinggi (commonrail).

3. PERTAMINA DEX
Sample Pertamina DEX
  • PERTAMINA DEX

·        Rating: * * * * * [RECOMENDED]
·        Harga: Rp 9.900/liter (18 Juni 2012 pukul 00:50 WIB)
·        Cetane Number: 48,5
·        Sulphur Content: 0,11 %
·        Particulate: 3,5 mg/l
Pertamina DEX atau disebut PertaDEX merupakan BBM diesel non-subsidi di line-up produk Pertamina. Ia menjadi unggulan dan hasil uji laboratorium pun mengatakan demikian. Angka particulate yang sedikit menandakan kadar partikel yang terkandung luar biasa minim – bahkan paling minim dibanding rivalnya. Dan itu sangat baik bagi mesin diesel dengan tekanan injektor presisi dan ekstra tinggi. Di antara BBM non-subsidi, saat kami mengambil sampelnya ia diharga paling murah.

Sumber : http://ujitesminyakdiesel.blogspot.co.id/2014/11/menguji-dan-menganalisa-kualitas-produk.html